Rabu, 30 April 2008

BENYAMIN SUEB. SENIMAN BETAWI SERBABISA

Oleh: Zaldy Munir


BENYAMIN Sueb menjadi figur yang melegenda di kalangan masyarakat Betawi khususnya karena berhasil menjadikan budaya Betawi dikenal luas hingga ke mancanegara. Celetukan “muke lu jauh” atau “kingkong lu lawan” pasti mengingatkan masyarakat pada Benyamin Sueb, seniman Betawi serba bisa yang sudah menghasilkan kurang lebih 75 album musik yang merekam sekitar 300 lagu, 53 judul film serta menyabet dua Piala Citra ini.

Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah kehilangan bapaknya sejak umur dua tahun. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, si kocak Ben sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya buat biaya sekolah kakak-kakaknya.Benyamin sering mengamen ke tetangga menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong kue sebagai ‘imbalan'. Penampilan Benyamin kecil memang sudah beda, sifatnya yang jahil namun humoris membuat Benyamin disenangi teman-temannya. Seniman yang lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939 ini sudah terlihat bakatnya sejak anak-anak.

Bakat seninya tak lepas dari pengaruh sang kakek, dua engkong Benyamin, yaitu Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung, pemain Dulmuluk, sebuah teater rakyat - menurunkan darah seni itu dan Haji Ung (Jiung) yang juga pemain teater rakyat di zaman kolonial Belanda. Sewaktu kecil, bersama 7 kakak-kakaknya, Benyamin sempat membuat orkes kaleng.

Benyamin bersama saudara-saudaranya membuat alat-alat musik dari barang bekas. Rebab dari kotak obat, stem basnya dari kaleng drum minyak besi, keroncongnya dari kaleng biskuit. Dengan ‘alat musik’ itu mereka sering membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu.
Kelompok musik kaleng rombeng yang dibentuk Benyamin saat berusia 6 tahun menjadi cikal bakal kiprah Benyamin di dunia seni. Dari tujuh saudara kandungnya, Rohani (kakak pertama), Moh Noer (kedua), Otto Suprapto (ketiga), Siti Rohaya (keempat), Moenadji (kelima), Ruslan (keenam), dan Saidi (ketujuh), tercatat hanya Benyamin yang memiliki nama besar sebagai seniman Betawi.

Benyamin memulai Sekolah Dasar (dulu disebut Sekolah Rakyat) Bendungan Jago sejak umur 7 tahun. Sifatnya yang periang, pemberani, kocak, pintar dan disiplin, ditambah suaranya yang bagus dan banyak teman, menjadikan Ben sering ditraktir teman-teman sekolahnya.
SD kelas 5-6 pindah ke SD Santo Yusuf Bandung. SMP di Jakarta lagi, masuk Taman Madya Cikini. Satu sekolahan dengan pelawak Ateng. Di sekolah Taman Madya, ia tergolong nakal. Pernah melabrak gurunya ketika akan kenaikan kelas, ia mengancam, “Kalau gue kagak naik lantaran aljabar, awas!” Lulus SMP ia melanjutkan SMA di Taman Siswa Kemayoran. Sempat setahun kuliah di Akademi Bank Jakarta, tapi tidak tamat.Benyamin mengaku tidak punya cita-cita yang pasti. “Tergantung kondisi,” kata penyanyi dan pemain film yang suka membanyol ini.

Benyamin pernah mencoba mendaftar untuk jadi pilot, tetapi urung gara-gara dilarang ibunya.
Ia akhirnya menjadi pedagang roti dorong. Pada 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bus PPD, langsung diterima. “Tidak ada pilihan lain,” katanya. Pangkatnya cuma kenek, dengan trayek Lapangan Banteng - Pasar Rumput. Itu pun tidak lama. “Habis, gaji tetap belum terima, dapat sopir ngajarin korupsi melulu,” tuturnya. Korupsi yang dimaksud ialah, ongkos penumpang ditarik, tetapi karcis tidak diberikan.

Ia sendiri mula-mula takut korupsi, tetapi sang sopir memaksa. Sialnya, tertangkap basah ketika ada razia. Benyamin tidak berani lagi muncul ke pool bus PPD. Kabur, daripada diusut. Baru setelah menikah dengan Noni pada 1959 (mereka bercerai 7 Juli 1979, tetapi rujuk kembali pada tahun itu juga), Benyamin kembali menekuni musik bersama teman-teman sekampung di Kemayoran, mereka membentuk Melodyan Boy. Benyamin nyanyi sambil memainkan bongo. Bersama bandnya ini pula, dua lagu Benyamin terkenang sampai sekarang, Si Jampang dan Nonton Bioskop.

Sebenarnya selain menekuni dunia seni, Benyamin juga sempat menimba ilmu dan bekerja di lahan yang ‘serius’ di antaranya mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Pembinaan Ketatalaksanaan (1960), Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus Administrasi Negara (1964), bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960), Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969).

Dari berkesenian, hidup Benyamin (dan keluarganya) berbalik tak lagi getir. Debutnya Si Jampang, mengalir setelah itu Kompor Meleduk belakangan dinyanyikan ulang oleh Harapan Jaya, Begini Begitu (duet Ida Royani), Nonton Bioskop (dibawakan Bing Slamet) dan puluhan lagu karya Benyamin yang lain.

Tidak puas dengan hanya menyanyi, Benyamin lalu main film. Diawali Honey Money and Jakarta Fair (1970) lalu mengucur deras puluhan film lainnya. Seniman yang suka ‘mengomel’ bila melawak ini menjadi salah satu pemain yang namanya sering digunakan menjadi judul film. Selain Benyamin tercatat di antaranya Bing Slamet, Ateng, dan Bagio.

Judulnya, antara lain Benyamin Biang Kerok (Nawi Ismail, 1972), Benyamin Brengsek (Nawi Ismail, 1973), Benyamin Jatuh Cinta (Syamsul Fuad, 1976), Benyamin Raja Lenong (Syamsul Fuad, 1975), Benyamin Si Abunawas (Fritz Schadt, 1974), Benyamin Spion 025 (Tjut Jalil, 1974), Traktor Benyamin (Lilik Sudjio, 1975), Jimat Benyamin (Bay Isbahi, 1973), dan Benyamin Tukang Ngibul (Nawi Ismail,1975).

Dia juga main di film seperti Ratu Amplop (Nawi Ismail, 1974), Cukong Blo'on (Hardy, Chaidir Djafar, 1973),Tarsan Kota (Lilik Sudjio, 1974), Samson Betawi (Nawi Ismail, 1975), Tiga Janggo (Nawi Ismail, 1976), Tarsan Pensiunan (Lilik Sudjio, 1976), Zorro Kemayoran (Lilik Sudjoi, 1976). Sementara Intan Berduri (Turino Djunaidi, 1972) membuat dirinya, dan Rima Melati, meraih Piala Citra 1973.

Benyamin juga membuat perusahaan sendiri bernama Jiung Film - di antara produksinya Benyamin Koboi Ngungsi (Nawi Ismail, 1975) - bahkan menyutradarai Musuh Bebuyutan (1974) dan Hippies Lokal (1976). Sayang, usahanya mengalami kemunduran, dan PT Jiung Film dibekukan tahun 1979.

Benyamin tidak selalu menjadi bintang utama di setiap filmnya. Seperti layaknya semua orang, ada proses dimana Benyamin “hanya” menjadi figuran atau paling mentok menjadi aktor pembantu. Dalam hal ini, paling tidak ada dua nama yang patut disebut, yaitu Bing Slamet dan Sjuman Djaya. Walau sudah merintis karir sebagai “bintang film” lewat film perdananya, Banteng Betawi (Nawi Ismail,1971) yang merupakan lanjutan dari Si Pitung (Nawi Ismail, 1970), tetapi kedua nama besar itulah yang mempertajam kemampuan akting Benyamin.

Dalam “berguru” dengan Bing Slamet, Benyamin tidak saja bekerja sama dalam hal musik - seperti dalam lagu Nonton Bioskop dan Brang Breng Brong. Tapi dalam hal film pun dilakoninya. Terlihat dengan jelas, di film Ambisi (Nya Abbas Acup, 1973) -sebuah “komidi musikal” yang diotaki oleh Bing Slamet - Benyamin menjadi teman sang aktor utama, Bing Slamet menjadi penyiar Undur-Undur Broadcasting.

Di film ini, sudah terlihat gaya “asal goblek” Benyamin yang penuh improvisasi dan memancing tawa. Di sini, dia berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Tukang Sayur. Tetapi, sebenarnya, setahun sebelumnya, Benyamin juga diajak ikutan main Bing Slamet Setan Djalanan (Hasmanan, 1972). Karena itulah, saat sahabatnya itu wafat pada 17 Desember 1974, Benyamin tak dapat menahan tangisnya.

Dengan Sjuman Djaya, Benyamin diajak main Si Doel Anak Betawi (Sjuman Djaya, 1973). Dirinya menjadi ayah si Doel, yang diperankan oleh Rano Karno kecil. Perannya serius tapi, seperti stereotipe orang Betawi, kocak dan tetap “asal goblek”.

Adegan terdasyat film ini adalah saat pertemuan antara abang-adik yang diperankan oleh Benyamin dan Sjuman Djaya sendiri, terlihat ketegangan dan kepiawaian akting keduanya yang mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Talenta itu direkam oleh ayah dari Djenar Maesa Ayu dan Aksan Syuman, dan dua tahun kemudian Benyamin pun main film sekuelnya, Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975). Kali ini Benyamin menjadi bintang utamanya, dan meraih Piala Citra.

Yang menarik, lebih dari dua puluh tahun kemudian Rano Karno membuat versi sinetronnya. Castingnya nyaris sama: Rano sebagai Si Doel, Benyamin sebagai ayahnya - selain theme song-nya dan settingnya yang hanya diubah sedikit saja. Lagi-lagi Benyamin menjadi aktor pendukung, tapi kehadirannya sungguh bermakna.

Sebenarnya ada satu lagi film yang dirinya bukan aktor utama, tetapi sangat dominan bahkan namanya dijadikan subjudul atawa tagline: Benyamin vs Drakula. Film itu adalah Drakula Mantu, karya si Raja Komedi Nyak Abbas Akub tahun 1974. Film bergenre komedi horor itu “memaksa” Benyamin beradu akting dengan Tan Tjeng Bok, si aktor tiga zaman. Begitulah, meski beberapa kali pernah tidak “menjabat” sebagai aktor utama, tetapi kehadirannya mencuri perhatian penonton saat itu.
Penyanyi Beneran

Tahun 1992, saat sibuk main sinetron dan film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) Benyamin mengutarakan keinginannya pada Harry Sabar, “Gue mau dong rekaman kayak penyanyi beneran.” Maka, bersama Harry Sabar, Keenan Nasution, Odink Nasution, dan Aditya, jadilah band Gambang Kromong Al-Haj dengan album Biang Kerok. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut. Inilah band dan album terakhir Benyamin.
“Di lagu itu, entah kenapa, Ben menyanyi seperti berdoa, khusuk. Coba saja dengar Ampunan,” jelas Harry, sang music director. “Mungkin sudah tahu kalau hidupnya tinggal sebentar,” imbuhnya. Memang betul, setelah album itu keluar, Benyamin sakit keras, dan rencana promosi ditunda dan tak pernah lagi terwujud kecuali beberapa pentas. Di album ini, Benyamin menyanyi dengan “serius”. Tetapi, lagi-lagi, seserius apa pun, tetap saja orang-orang yang terlibat tertawa terpingkal-pingkal saat Benyamin rekaman lagu I’m a Teacher dan Kisah Kucing Tua dengan penuh improvisasi. Sementara lagu Dingin Dingin Dimandiin dan Biang Kerok bernuansa cadas. Dan Ampunanmu kental dengan progressive rock, di antaranya nuansa Watcher of the Sky dari Genesis era Peter Gabriel.

Yang menarik, masih menurut Harry, saat Benyamin menonton Earth, Wind, and Fire di Amerika - saat menjenguk anaknya yang kuliah di sana - dia langsung komentar, “Nyanyi yang kayak gitu, asyik kali ye?”, dan nuansa itu pun hadir di beberapa lagu di album itu, salah satunya dengan sedikit sentuhan Lady Madonna dari The Beatles.

Benyamin yang sudah tiga kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Ia bukan lagi sekadar sebagai tokoh masyarakat Betawi, melainkan legenda seniman terbesar yang pernah ada. Karena itu banyak orang merasa kehilangan saat dirinya dipanggil Yang Maha Kuasa.
Dari pelawak yang pernah tampil dalam variety show Benjamin Show sambil tour dari kota ke kota sampai Malaysia dan Singapura ini muncul banyak idiom atau celetukan yang sampai kini masih melekat di telinga masyarakat, khususnya warga Jakarta. Sebut saja, aje gile, ma'di kepe, atau ma'di rodok, yang semuanya lahir dari lidah Benyamin.***

OTOBIOGRAGI BENYAMIN SUEB
Nama:Benyamin Sueb
Lahir:Jakarta, 5 Maret 1939
Meninggal:Jakarta, 5 September 1995
Isteri:Noni (Menikah tahun 1959)

Pendidikan:
- Sekolah Rakyat Bendungan Jago Jakarta (1946-1951), SD Santo Yosef Bandung (1951-1952)
- SMPN Taman Madya Cikini, Jakarta (1955)
- SMA Taman Siswa, Jakarta (1958)
- Akademi Bank Jakarta (Tidak tamat) ; Kursus Lembaga Pembinaan
- Perusahaa&Ketatalaksanaan (1960)
- Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960)
- Kursus Lembaga Administrasi Negara (1964)

Riwayat Pekerjaan:
- Aktor, penyanyi, penghibur, produser dan sutradara PT Jiung Film (1974-1979)
- Kondektur PPD (1959)
- Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960)
- Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1968)
- Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969)

Penghargaan:
- Meraih Piala Citra 1973 dalam film Intan Berduri (Turino Djunaidi, 1972) bersama Rima Melati - Meraih Piala Citra 1975 dalam film Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975)

Film yang dibintangi:
1. Honey Money and Jakarta Fair (1970)
2. Dunia Belum Kiamat (1971)
3. Hostess Anita (1971)
4. Brandal-brandal Metropolitan (1971)
5. Banteng Betawi (1971)
6. Bing Slamet Setan Jalanan (1972)
7. Angkara Murka (1972)
8. Intan Berduri (1972)
9. Biang Kerok (1972)
10. Si Doel Anak Betawi (1973)
11. Akhir Sebuah Impian (1973)
12. Jimat Benyamin (1973)
13. Biang Kerok Beruntung (1973)
14. Percintaan (1973)
15. Cukong Bloon (1973)
16. Ambisi (1973)
17. Benyamin Brengsek (1973)
18. Si Rano (1973)
19. Bapak Kawin Lagi (1973)
20. Musuh Bebuyutan (1974)
21. Ratu Amplop (1974)
22. Benyamin Si Abu Nawas (1974)
23. Benyamin spion 025 (1974)
24. Tarzan Kota (1974)
25. Drakula Mantu (1974)
26. Buaya Gile (1975)
27. Benyamin Tukang Ngibul (1975)
28. Setan Kuburan (1975)
29. Benyamin Koboi Ngungsi (1975)
30. Benyamin Raja Lenong (1975)
31. Traktor Benyamin (1975)
32. Samson Betawi (1975)
33. Zorro Kemayoran (1976)
34. Hipies Lokal (1976)
35. Si Doel Anak Modern (1976)
36. Tiga Jango (1976)
37. Benyamin Jatuh Cinta (1976)
38. Tarzan Pensiunan (1976)
39. Pinangan (1976)
40. Sorga (1977)
41. Raja Copet (1977)
42. Tuan, Nyonya dan Pelayan (1977)
43. Selangit Mesra (1977)
44. Duyung Ajaib (1978)
45. Dukun Kota (1978)
46. Betty Bencong Slebor (1978)
47. Bersemi Di Lembah Tidar (1978)
48. Musang Berjanggut (1981)
49. Tante Girang (1983)
50. Sama Gilanya (1983)
51. Dunia Makin Tua/Asal Tahu Saja (1984)
52. Koboi Insyaf/Komedi lawak '88 (1988)
53. Kabayan Saba Kota (1992)

Zaldy munir – Dari Berbagai Sumber

Minggu, 27 April 2008

KIAT MENULIS ARTIKEL IPTEK DI MEDIA MASSA

Oleh: Zaldy Munir


HAMPIR setiap suratkabar harian dan mingguan memuat berita-berita dan artikel populer ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan dekade sebelumnya, berita dan tulisan iptek tidak lagi dipandang sebagai suatu yang eksklusif, tetapi sudah menjadi bacaan bagi masyarakat luas. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong oleh teknologi informasi seperti Internet, berhasil menggugah keingintahuan masyarakat terhadap sains.

Belum lagi peristiwa-peristiwa alam, mulai dari banjir, gempa bumi, wabah penyakit, hingga kecelakaan pesawat terbang, yang semuanya itu bisa dijelaskan melalui pendekatan sains, membuat masyarakat mulai akrab misalnya dengan istilah daya dukung lingkungan (carrying capacity), daerah tangkapan air (DTA), retakan bawah di permukaan bumi, evolusi virus, hingga istilah-istilah teknis dalam penerbangan (aviation). Masyarakat ingin tahu lebih banyak soal itu dengan tujuan bisa melakukan antisipasi jika suatu saat hal itu dialaminya sendiri.

Maka tidaklah mengherankan, media massa terus mencoba memenuhi kebutuhan pembacanya akan sajian-sajian Iptek. Dengan intensitas dan visi redaksional yang berbeda-beda, setiap media akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan Iptek sesuai selera dan segmen pembacanya. Namun, dalam fungsinya sebagai media massa – dan bukan sebagai jurnal ilmiah untuk komunitas ilmuwan tertentu saja – tulisan-tulisan tersebut tentulah ditampilkan dengan bahasa dan gaya penulisan yang populer.

Jika berita-berita Iptek – yang bisa berupa laporan peristiwa, wawancara maupun hasil penelitian para ilmuwan dan peneliti – disiapkan oleh redaksi media massa itu sendiri, sebaliknya artikel iptek berasal dari luar media, yakni dari para penulis, peneliti, ilmuwan, dan pencinta iptek. Berbeda dengan umumnya staf redaksi media yang lebih berbekal pengalaman riset, wawancara dan reportase di lapangan, kalangan penulis luar ini berasal dari disiplin ilmu dan latar pendidikan yang memadai. Mereka ini adalah ilmuwan itu sendiri. Karenanya, para penulis ini dituntut menulis lebih mendalam, tajam, akurat, dan tentu saja dengan gaya penulis yang populer sehingga lebih mudah dimengerti masyarakat luas.

Media massa nasional misalnya, pada umumnya menyediakan tempat yang luas untuk pemuatan artikel-artikel iptek populer ini. Namun masalahnya, mereka kesulitan mendapatkan artikel iptek yang menarik dari segi topik, baru dari segi sudut pandang (angle) dan aktual dari segi peristiwanya. Tidak sedikit artikel-artikel yang bagus dari sisi kajiannya, tapi tak bisa dimuat karena sama sekali tidak relevan dengan peristiwa yang sedang terjadi di tengah masyarakat.

Bagi para peneliti dan ilmuwan yang ingin tulisannya dimuat di media massa, kecermatan memperhatikan kriteria artikel yang layak muat sangat diperlukan. Sebetulnya hal itu bisa dipelajari sendiri dengan cara mencermati artikel-artikel yang sudah dimuat. Coba perhatikan, kira-kira apa yang menarik dari artikel yang sedang Anda baca itu sehingga dimuat di suratkabar?

Berikut beberapa kriteria utama bagi artikel-artikel iptek yang bisa dipertimbangkan untuk dimuat:

Aktual.
Hal pertama yang diperhatikan redaktur media ketika menerima kiriman artikel adalah aktualitasnya. Adakah newspeg-nya? Adakah cantolan aktualitasnya pada peristiwa atau kegiatan yang sudah dan sedang berlangsung? Newspeg ini bisa berupa peristiwa itu sendiri, misalnya wabah demam berdarah, banjir, pendaratan wahana robotik di Mars atau bisa juga berupa aktivitas ilmiah seperti adanya kongres ilmuwan nasional maupun dunia mengenai suatu topik ilmu. Peristiwa penganugerahan Hadiah Nobel juga bisa dijadikan peg, bisa ke peristiwanya sendiri, atau terkait pada temuan ataupun biografi para pemenang Nobel itu sendiri. Jadi, jika “tidak ada angin, tidak ada ribut” tiba-tiba Anda menulis tentang bioteknologi misalnya, tulisan Anda tidak akan berada pada daftar prioritas yang akan dimuat. Jika tulisan Anda tentang bioteknologi ini benar-benar bagus, tapi tidak aktual, ada kalanya redaktur menyimpannya dulu sambil menunggu peg-nya, baru kemudian dimuat. Tapi ini jarang sekali terjadi, sebab begitu tulisan Anda dinilai tidak aktual, biasanya segera diputuskan untuk tidak dimuat atau dikembalikan kepada Anda

Mengandung unsur baru.
Jika tulisan Anda sudah aktual, hal lain yang akan diperhatikan redaktur adalah adakah unsur baru dalam tulisan tersebut. Unsur baru ini bisa dilihat dari angle (sudut pandang) tulisan – dalam penulisan karya ilmiah angle ini mungkin mirip dengan perumusan masalah – maupun data-data dan informasi baru yang disajikan. Apakah angle tulisan Anda menarik atau tidak? Sekarang kita ambil contoh. Taruhlah Anda ingin menulis soal wabah flu burung. Jika Anda mengambil angle soal karakteristik flu burung ini, angle serupa pasti banyak dipilih oleh penulis lain. Akibatnya, tulisan Anda harus bersaing dengan para penulis lain, syukur-syukur bisa lolos. Namun, jika Anda memilih angle yang lain, yang menurut Anda pasti tidak banyak diperhatikan oleh penulis lain, berarti Anda sudah selangkah lebih maju dan kemungkinan tulisan Anda untuk dimuat tentu lebih besar lagi. Lalu, seperti apa misalnya angle yang tampil beda itu? Banyak sekali. Anda misalnya, bisa memilih angle evolusi yang sedang berlangsung. Jika dulu, virus tertentu hanya bisa berpindah antara sesama hewan, kini sudah terjadi perpindahan antara hewan dan manusia dengna merujuk ada kasus mad cow, SARS dan flu burung (jadi wabah SARS atau flu burung sebagai peg saja). Jika Anda berhasil mengungkapkan argumen yang meyakinkan soal evolusi virus, akan sulit bagi redaktur untuk tidak memuat tulisan Anda.

Kerangka atau sistematika tulisan.
Secara substansial, tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan artikel iptek populer dengan artikel ilmiah; setidaknya mengandung tiga komponen utama, yakni pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran. Namun untuk artikel iptek populer, pemisahan itu sengaja dibuat tidak begitu nyata. Artinya, Anda tidak perlu menulis sub-judul dalam tulisan dengan Pendahuluan, Isi dan Penutup, tetapi bisa Anda ganti sub-judul lain yang lebih menarik, tapi tetap mengandung ketiga komponen di atas. Makin rajin Anda menulis artikel populer, pasti Anda akan terbiasa dengan dengan struktur penulisan yang sesungguhnya tidaklah asing bagi Anda.

Gaya penulisan.
Jika tulisan Anda sudah aktual dan mengandung unsur baru, langkah berikutnya yang harus diperhatikan adalah gaya penulisan. Sering kali tulisan yang menarik tapi harus ditolak hanya karena gaya penulisannya sangat “academic-heavy” dan dipenuhi dengan istilah-istilah yang tak disertai padanannya dalam bahasa Indonesia. Anda harus membayangkan, redaktur tidak punya banyak waktu untuk mengedit kembali tulisan Anda, jadi dia cenderung akan memuat tulisan yang sudah jadi dan siap muat saja. Karenanya, cobalah tulis gagasan dan pemikiran Anda dalam bahasa yang sederhana, populer dan hidup. Tempatkan diri Anda sebagai pembaca awam ketika Anda sedang memeriksa hasil akhir tulisan Anda. Kalau Anda merasa istilah yang digunakan masih terlalu “berat”, carilah padanan lain yang yang lebih pas – tentunya dengan tidak mengurangi makna ilmiah yang sebenarnya.

Bahan pendukung. Jangan lupa melengkapi tulisan Anda dengan dengan bahan, foto, gambar, grafik, ilustrasi dan tabel pendukung. Ingat, sebagai artikel iptek, Anda tentu berurusan dengan data, skema, angka, rumus dan referensi tertentu, yang dapat mendukung argumen Anda dalam tulisan tersebut dan Anda merasa hal itu penting untuk diketahui masyarakat.

Untuk menyiasati hal di atas, memang harus dimulai dari diri Anda sendiri. Tidak mungkin Anda bisa mendapatkan topik tulisan yang aktual jika Anda tidak mengikuti perkembangan yang terjadi. Jadi cobalah untuk mengkliping berita maupun tulisan yang menarik dan cocok dengan minat Anda. Semakin kaya referensi yang Anda gunakan, akan semakin hidup dan menatik tulisan yang Anda sajikan.

Selain itu, hal-hal nonteknis juga berperan dalam mendorong bermunculannya penulis-penulis iptek andal. Anda harus punya motivasi yang kuat untuk menulis di media massa, karena ini merupakan salah satu cermin tanggungjawab moral Anda sebagai ilmuwan dan peneliti. Sampaikanlah ilmu yang Anda miliki kepada masyarakat yang membutuhkan. Jangan disimpan di dalam laci saja.

Setelah memiliki motivasi, hal lain yang harus Anda miliki adalah ambisi dan militansi. Ambisi dan militansi akan membuat motivasi Anda menjadi efektif dan bisa digerakkan. Ketika Anda ingin menulis sesuatu karena topik tersebut memang sangat hangat, lakukanlah segera, dan jangan menunda-nundanya. Bagaimana pun, proses penerimaan naskah, pemeriksaan dan pemuatan oleh redaksi, setidaknya membutuh waktu paling cepat dua-tiga hari. Jadi Anda harus berburu waktu untuk menghindari tulisan Anda tidak jadi basi.

Dengan militansi yang tinggi, kendala-kendala seperti kesibukan mengajar, meneliti atau mengurusi jurusan, sama sekali tidak akan menghalangi langkah Anda untuk menjadi penulis iptek yang andal. Dengan militansi yang tinggi, Anda juga tidak perlu merasa kecewa jika tulisan Anda ditolak, tapi mestinya akan terus memacu Anda untuk menulis lebih baik lagi. Anda tentu pernah membaca, tidak sedikit penulis-penulis yang terkenal saat ini, ketika memulai aktivitas menulisnya, menemukan kenyataan tidak sedikit tulisan-tulisannya yang dikirim ke media yang ditolak redaksi.

Ketika tulisan-tulisan Anda dimuat di media massa, sesungguhnya banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh. Selain masyarakat mendapatkan manfaat setelah membacanya, Anda juga akan dikenal luas, bisa pula menambah credit point (Kum) bagi dosen untuk naik pangkat, dan Anda juga dapat sejumlah uang karena memang ada honornya.

Jadi? Tidak ada resep ampuh apapun agar dapat menjadi penulis iptek terkenal, selain dengan memulainya dari sekarang! ***

BILA SESEORANG YANG SEHAT TERTULAR HIV / AIDS

Oleh: Zaldy Munir


- Selama 3-6 bulan dalam darahnya belum ditemukan HIV (test darah negatif).
- Setelah 3-6 bulan, test darahnya akan HIV positif, berarti orang ini walaupun segar bugar, siap menularkan HIV kepada orang lain (menjadi mengdap/carrier).
- Sisanya baru sekitar 5-10 tahun kemudian timbul gejal-gejala AIDS, seperti :

1. Letih, lelah, lesu, lemah dan lunglai.
2. Berat badan menurun drastis.
3. Demam/panas lebih dari satu bulan.
4. Diare lebih dari satu bulan.
5. Sesak napas dan batuk kering.
6. Pembesaran kelenjar betah bening.
7. Sariawan yang lama/terus menerus.
8. Penyakit-penyakit kulit yang anah, seperti Sarcome Kaposi.
9. Pada akhirnya penderita akan meninggal dunia karena penderitaan terserang mecam-macam infeksi akibat tidak memiliki kekebalan tubuh.

Zaldy Munir – Dari Berbagai Sumber

KEPEMIMPINAN SEJATI

Oleh: Zaldy Munir


KEPEMIMPINAN sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau pun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.

Hal ini dikatakan dengan lugas oleh seorang jenderal dari Angkatan Udara Amerika Serikat:”I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a title to be a leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time.”—General Ronal Fogleman, US Air Force.

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri inner peace dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.

Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal leadership from the inside out. Ketika pada suatu hari filsuf besar Cina, Lao Tsu, ditanya oleh muridnya tentang siapakah pemimpin yang sejati, maka dia menjawab: “As for the best leaders, the people do not notice their existence. The next best, the people honour And praise. The next, the people fear, And the next the people hate. When the best leader’s work is done, The people say, ‘we did it ourselves”.

Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat encourager, motivator, inspirator, dan maximizer. Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble). Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka.

Dalam sebuah acara talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Karakter Seorang Pemimpin Sejati Setiap kita memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Dalam tulisan ini saya memperkenalkan sebuah jenis kepemimpinan yang saya sebut dengan Q Leader. Kepemimpinan Q dalam hal ini memiliki empat makna. Pertama, Q berarti kecerdasan atau intelligence (seperti dalam IQ – Kecerdasan Intelektual, EQ – Kecerdasan Emosional, dan SQ – Kecerdasan Spiritual). Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ—EQ—SQ yang cukup tinggi. Kedua, Q Leader berarti kepemimpinan yang memiliki quality, baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.

Ketiga, Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (dibaca ‘chi’ – bahasa Mandarin yang berarti energi kehidupan). Makna Q keempat adalah seperti yang dipopulerkan oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (qolbu-nya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).

Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence – quality – qi — qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin. Untuk menutup tulisan ini, saya merangkum kepemimpinan Q dalam tiga aspek penting dan saya singkat menjadi 3C , yaitu:

1. Perubahan karakter dari dalam diri (character change)
2. Visi yang jelas (clear vision)
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence)

Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengetahuan, dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metoda kepemimpinan).

Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell: ”The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is the way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut.

EQ (emisional quentence) dalam Kepemimpinan

Pada masa era reformasi sekarang ini mencari seorang pemimpin yang tepat memang tidak gampang. Hal tersebut disebabkan kebanyakan suplay tenaga profesional yang tersedia cenderung kurang siap untuk menjadi pemimpin yang matang. Kebanyakan para profesional kita, kalau pun punya pendidikan sangat tinggi sayangnya tidak didukung oleh pengalaman yang cukup. Atau banyak pengalaman namun kurang didukung oleh pendidikan dan wawasan yang luas. Ketimpangan-ketimpangan tersebut bagi seorang pemimpin lembaga memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap keharmonisan dan kinerja dari perusahaan / organisasi. Dan seringkali para intelektual yang berpengalaman melupakan kecerdasan spiritual, hal tersebut akan menambah sulit lagi mencari tipe pemimpin yang mendekati sempurna.

Banyak pemimpin instant hasil kolusi dan nepotisme di lembaga-lembaga Indonesia yang sangat minim kesiapan, namun tetap saja dipakai demi kepentingan politik lembaga. Akibatnya, seperti banyak terlihat di negara ini, banyak pemimpin yang malah membawa lembaganya ke arah keruntuhan dan kebangkrutan dengan menelan banyak korban material bahkan jiwa. Meskipun demikian, tetap saja mereka memperkaya diri (tanpa merasa bersalah) dengan aset-aset lembaga bahkan pinjaman bank yang seharusnya dipakai untuk menyehatkan lembaga.

Fenomena apakah yang terjadi atas para pemimpin atau pun profesional kita? Apa yang kurang atau belum dimiliki oleh para pemimpin lembaga atau pun organisasi kita sekarang ini? Apa rahasia keberhasilan para pemimpin yang sukses dalam arti sebenarnya?

Kecerdasan Emosional
Ada kalimat yang sangat menarik yang dikemukakan oleh Patricia Patton, seorang konsultan profesional sekaligus penulis buku, sebagai berikut:

”It took a heart, soul and brains to lead a people…”

Dari kalimat tersebut di atas terlihat dengan jelas bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki perasaan, keutuhan jiwa dan kemampuan intelektual. Dengan perkataan lain, “modal” yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tidak hanya intektualitas semata, namun harus didukung oleh kecerdasan emosional (emotional intelligence), komitmen pribadi dan integritas yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan.

Seringkali kegagalan dialami karena secara emosional seorang pemimpin tidak mau atau tidak dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga keputusan yang diambil bukanlah a heart felt decision, yang mempertimbangkan martabat manusia dan menguntungkan lembaga, melainkan cenderung egois, self-centered yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok / golongannya sehingga akibatnya adalah seperti yang dialami oleh kebanyakan lembaga di Indonesia yang high profile but low profit !

Patton sekali lagi mengemukakan pendapatnya bahwa di masa kini lembaga tidak hanya membutuhkan pemimpin yang punya kapasitas intelektual. Sebab, yang membuat sukses lembaga atau organisasi adalah pemimpin yang bisa mendapatkan komitmen dari anggota, masyarakat serta manajemennya. Pemimpin seperti itu adalah mereka yang memahami anggotanya sepenuh hatii dan sanggup memacu anggotanya memenuhi persaingan global. Singkatnya, pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual dan emosional.

Tipe Kepemimpinan
Daniel Goleman, ahli di bidang EQ, melakukan penelitian tentang tipe-tipe kepemimpinan dan menemukan ada 6 (enam) tipe kepemimpinan. Penelitian itu membuktikan pengaruh dari masing-masing tipe terhadap iklim kerja lembaga, kelompok, divisi serta prestasi keuangan lembaga. Namun hasil penelitian itu juga menunjukkan, hasil kepemimpinan yang terbaik tidak dihasilkan dari satu macam tipe. Yang paling baik justru jika seorang pemimpin dapat mengkombinasikan beberapa tipe tersebut secara fleksibel dalam suatu waktu tertentu dan yang sesuai dengan kegiatan yang sedang dijalankan

Memang, hanya sedikit jumlah pemimpin yang memiliki enam tipe tersebut dalam diri mereka. Pada umumnya hanya memiliki 2 (dua) atau beberapa saja. Penelitian yang dilakukan terhadap para pemimpin tersebut juga menghasilkan data, bahwa pemimpin yang paling berprestasi ternyata menilai diri mereka memiliki kecerdasan emosional yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Pada umumnya mereka menilai bahwa dirinya hanya memiliki satu atau dua kemampuan kecerdasan emosional. Namun yang paling ironi adalah pemimpin yang payah justru menilai diri mereka secara “lebih” berlebihan dengan menganggap bahwa mereka punya 4 (empat) atau lebih kemampuan kecerdasan emosional.

Apa yang Harus Dilakukan?
Oleh karena itu, saran bagi anda yang saat ini menjadi pemimpin atau minimal memiliki bawahan cobalah untuk mempelajari seperti apa tipe kepemimpinan anda. Selain itu cobalah untuk membuka diri untuk mau mempelajari tipe-tipe kepemimpinan yang lain. Namun sebelum itu, Anda harus terlebih dahulu memahami kelebihan dan kekurangan anda sehubungan dengan gaya atau tipe kepemimpinan yang akan anda terapkan.

Jangan menyombongkan diri dahulu bahwa Anda seorang pemimpin yang baik. Bukalah mata hati anda lebar-lebar untuk mendengarkan ide, saran, keluhan atau pun pujian dari anggota, masyarakat dan pihak manajemen, sehingga apapun keputusan yang akan anda ambil dapat dipahami oleh semua pihak dan bersifat obyektif. Lakukan juga penilaian terhadap kinerja anda sendiri, apakah penilaian terhadap diri Anda itu benar-benar obyektif ? Untuk lebih mengetahui obyektivitasnya, bertanyalah pula pada anak buah yang bukan “anak emas” anda. ***

Zaldy Munir – Dari Berbagai Sumber

CITRA DIRI, MODAL UTAMA MEMBINA PERSAHABATAN

Oleh: Zaldy Munir


”PERSAHABATAN melipatgandakan kegembiraan dan memotong kesedihan menjadi separuhnya.” Begitulah kata-kata hikmah tentang persahabatan yang kebenaran maksudnya tidak bisa kita tolak. Persahabatan merupakan sesuatu yang vital dalam kehidupan seseorang, bahkan di zaman kita sekarang ini di mana interaksi manusia lebih banyak berlatar belakang mencari keuntungan materi belaka. Kesetiaan dan saling mendukung dalam kesenangan dan kesusahan dalam persahabatan merupakan landasan hubungan antara manusia yang membuahkan kebahagiaan dan ketenangan hidup.

Semua kebaikan dalam persahabatan sudah diketahui mayoritas manusia. Tak heranlah setiap individu pasti membutuhkan minimal seorang yang mengerti dirinya di kala suka dan duka. Tak heran, jika setiap manusia kemudian berusaha mencari teman sejati yang seperti itu. Sudah banyak buku tentang seni persahabatan–bagaimana mencari sahabat, mengawali dan membina persahabatan serta semisalnya- memenuhi toko buku dan rak-rak perpustakaan. Isinya saran-saran yang sangat membantu, konsep yang bisa mempengaruhi Anda untuk menjadi orang yang lebih bisa menerima dan memperhatikan orang lain.

Apakah buku seperti ini akan benar-benar membuat kita sukses dalam persahabatan? Iya, penulis-penulis tersebut mempelajari manusia, mengenal psikologi interaksi manusia, dan saran-saran mereka begitu berharga. Tetapi, pada dasarnya kemampuan Anda untuk membina persahabatan yang tulus dan tahan lama tergantung pada kekuatan citra diri Anda atau bagaimana Anda memandang diri Anda sendiri!

Suka kepada Diri Sendiri Dulu
Banyak ahli yang memberi saran kepada kita bagaimana agar kita bisa lebih punya modal dalam membina persahabatan. Kita bisa belajar untuk lebih penuh perhatian ketika orang lain berbicara kepara orang lain. Kita bisa berbuat sebaik-baiknya untuk berguna bagi orang lain. Kita bisa berlatih bermacam ketrampilan sosial; bagaimana berbicara menarik dengan orang lain, bagaimana memimpin organisasi kemasyarakatan, bagaimana tampil memukai di podium, dan lainnya untuk lebih bisa memperoleh sahabat. Bisa juga kita sering memberikan sedekah kepada orang lain untuk mempunyai banyak sahabat. Tetapi, inti dari kemampuan Anda dalam persahabatan terletak pada pemikiran Anda tentang diri Anda sendiri. Kalau Anda menyukai diri sendiri, orang lain juga akan menyukai Anda.

Bukan berarti kita menyukai diri kita secara kekanak-kanakan. Bukan berarti membuat cinta seorang manusia terpusat pada dirinya sendiri dengan mengesampingkan orang lain sama sekali. Jika Anda memandang rendah diri sendiri, mungkin sekali Anda juga akan bersikap begitu kepara orang lain, atau malah lebih buruk. “Tanpa keyakinan tidak akan ada persahabatan,” kata Epicurus, seorang ahli jiwa manusia asal Yunani purba. Memang benar, dan keyakinan mempunyai awal pada sikap seseorang kepada dirinya sendiri.

Jika Benci Diri Sendiri
Masih nggak percaya kalo citra diri Anda merupakan faktor utama dalam menjalin persahabatan? Ingatlah saat Anda bersama orang lain. Jika Anda berada di suatu tempat bersama orang lain, perasaan Anda tentang diri sendiri akan mempengaruhi pemikiran Anda tentang mereka dan sikap Anda dalam hubungan dengan mereka. Ini merupakan sesuatu yang tidak bisa Anda elakkan. Kalau Anda merasa bahwa pada dasarnya diri Anda nggak berharga, Anda bisa punya pikiran-pikiran negatif kayak salah satu atau lebih di bawah ini:

Saya Orang Rendahan, Lebih Baik Mundur
Pola pikir seperti ini membuat Anda mengundurkan diri, masuk berlindung ke cangkang defensif. Bertahan dari apa? Mempertahankan diri Anda dari diri sendiri! Selanjutnya, Anda akan menghambat tindakan spontan dari diri Anda sendiri; bergerak serasa tak bebas, ke kanan salah ke kiri keliru, maju kena mundur kena. Selanjutnya, Anda pun akan benci spontanitas yang ada pada orang lain. Jika orang lain bisa bersikap enak dan bebas tanpa beban, Anda pun membencinya.

Kalian Jelek, Mereka Jelek!
Kemungkinan yang kedua adalah Anda akan berkubang dalam pemikiran yang terlalu mencela tentang orang lain. Anda berusaha mengangkat ego Anda sendiri yang lemah tetapi merusak setiap peluang untuk menjalin persahabatan.

Saya Nggak Kayak Gitu, Lho!
Atau, Anda akan menjadi terlalu banyak bicara, berusaha mati-matian membuktikan bahwa Anda bukan orang yang tidak berharga. Padahal tuduhan bahwa Anda tidak berharga adalah tuduhan yang Anda tujukan kepada diri Anda sendiri. Orang lain nggak menuduh kayak gitu!

Mereka Harus Kalah!
Kemungkinan lain adalah Anda akan selalu berusaha untuk bersaing, selalu berusaha memukul jatuh orang lain dan mengangkat diri Anda di atasnya dalam hal status.

Nah, mungkin Anda pernah mengenal orang yang bersikap kayak gini. Percayalah, sikap seperti ini hanya akan merusak persahabatan. Anda juga risih kan menghadapi orang yang bersikap kayak di atas. Lebih bermasalah lagi jika malah Anda sendiri yang menerapkan satu atau lebih mekanisme defensif di atas. Jika Anda berbuat begitu, sudah tiba waktunya bagi Anda untuk memperkuat citra diri Anda ketika Anda bersama orang lain sehingga Anda bisa membawakan diri secara lebih wajar tanpa mengambil sesuatu dari orang lain.

Perbaiki Citra Diri
Tentu tidak enak menjadi pribadi yang bersikap satu atau lebih dari empat sikap di atas. Orang lain akan merasa jengah menghadapi orang yang punya sikap seperti ini. Tentu, Anda pengin menjadi orang yang bergairah dan tanpa beban dalam menjalin hubungan persahabatan. Karena itu, Anda harus memperbaiki pandangan Anda terhadap diri Anda sendiri. Berikut ini point-point latihan yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki citra diri Anda:

Yakin: Diri Anda Punya Kemampuan Sosial
Katakan pada diri Anda bahwa Anda diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya sesuai kebijaksanaan Allah. Dia membentuk diri Anda untuk mencintai sesama dan hidup damai bersama orang lain. Diri Anda diciptakan untuk menjadi hangat, berakhlak mulia, dan manusiawi. Kualitas diri ini terdapat dalam diri Anda di suatu tempat, walaupun mungkin saat ini belum tampak di permukaan.

Ingatlah Persahabatan Masa Kecil
Ingatlah kesederhanaan dalam persahabatan Anda di masa kanak-kanak. Bayangkan hal ini dengan jelas sampai detil sebaik-baiknya. Bayangkan segala hal yang pernah Anda lakukan dengan teman Anda di masa kanak-kanak, bayangkan benda-benda, tempat, dan perasaan yang Anda bagi dengan mereka. Tangkaplah kembali saat-saat yang paling Anda sukai dari persahabatan dulu, bayangkan semua peristiwa. Tangkaplah kembali perasaan bahwa Anda bisa spontan dan hidup, bahwa Anda bisa menyingkirkan beban hidup Anda yang berlebihan.

Ingatlah Kebaikan Orang Lain terhadap Anda
Pusatkan perhatian pada citra yang Anda rasakan kepada orang lain dalam hidup Anda. Ingatlah dari awal dan kembalikan ke dalam kenangan Anda rasa terima kasih untuk setiap hal yang manis yang dilakukan ibu bagi diri Anda, sikap menyenangkan yang dilakukan ayah Anda terhadap diri Anda. Jika kehidupan Anda terasa sulit, berkonsentrasilah pada peristiwa-peristiwa langka ketika Anda merasa berterima kasih kepada orang lain. Jagalah agar perasaan cinta Anda tetap hidup seperti Anda menjaga api supaya Anda etap hangat, sebab itulah yang memperindah citra diri Anda. Tanpa rasa cinta yang aktif di dalam hati kita, kehidupan tidak lengkap.

Campakkan Luka Hati Anda
Buanglah dari pikiran Anda semua luka emosional. Kita semua memang memiliki luka hati, tetapi kalau Anda tetap menyimpannya, Anda akan merongrong peluang Anda untuk tumbuh berkembang dalam dunia. Jika Anda menggunakakan waktu Anda untuk menyimpan dendam, Anda tidak bisa berpikir secara baik tentang diri Anda tanpa bersikap realistis.

Terimalah Kekurangan Anda
Terimalah ketidaksempurnaan Anda. Jika Anda mengharapkan terlalu banyak dari diri Anda, citra diri Anda terhadap orang lain akan lemah. Anda akan selalu menoleh-noleh ke baelakang untuk melihat apakah orang lain memperhatikan kesalahan Anda. Tambahan pula, Anda akan mengharapkan orang lain untuk memenuhi standar Anda yang mustahil dan mereka akan merasa bahwa Anda tidak menerima mereka. Begitu Anda menerima diri sendiri seperti apa adanya, Anda akan merasa mudah untuk memberikan persahabatan yang tenang kepada orang lain dan salah satu pengalaman hidup yang paling ajaib akan Anda hayati.

Beberapa orang mungkin hanya punya sedikit sahabat selama hidup dan merasa bahwa dirinya tidak dicintai. Ini tidak benar; yang menjadi masalah hanyalah bahwa Anda tidak adil kepada diri sendiri. Ada sesuatu yang membangkitkan cinta orang lain pada diri setiap orang –hanya hal itu harus dikeluarkan. Rasa bangga Anda terhadap diri sendiri dan sikap bersahabat kepada orang lain merupakan sesuatu yang harus dikeluarkan dari diri Anda. Tidak peduli sesulit apa pun hal itu, hanya Andalah yang dapat melakukannya. Lakukanlah berulang-ulang kiat di atas, dan bantulah diri Anda sendiri tumbuh berkembang di dalam dunia manusia.

Citra diri merupakan faktor utama dalam membina persahabatan. Jika Anda bisa menerima diri Anda sendiri, maka orang lain pun akan mudah menerima diri Anda. Jika Anda mencintai diri Anda sendiri lebih dulu, orang lain akan mudah mencintai diri Anda. Bukan berarti Anda tidak boleh berkembang dan hanya menerima keadaan diri Anda saat ini. Kita harus lebih baik, tapi saat kapan pun juga, kita juga harus menerima, bangga, dan mencintai apa yang telah Allah jadikan pada diri kita!***

Zaldy Munir – Dari Berbagai Sumber

CIRI-CIRI MANUSIA UNGGUL

Oleh: Zaldy Munir


MANUSIA unggul adalah mereka yang memenuhi ciri-ciri individu Islam yang sebenarnya menurut kehendak Al-Quran dan as-Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan. Bagi mewujudkan manusia unggul, seseorang itu hendaklah memiliki ciri-ciri keunggulan iaitu keimanan yang utuh, amal ibadat yang meliputi ibadat khususiah dan fardhu kifayah dan akhlak mulia yang merupakan cermin keimanan dan amal salih.

1. Keimanan Yang Utuh
Keimanan kepada Allah swt adalah paksi pembinaan negara dan ummah. Dengan keimanan itu akan lahirlah individu yang unggul dan masyarakat yang berbudi luhur, berdisiplin dan beramanah demi kebaikan dunia dan akhirat. Allah swt berfirman dalam surah al-Asr: ”Demi masa sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal salih yang berpesan dengan kebenaran dan berpesan dengan kesabaran”'. ( Surah al-Asr : 1-3 )

Dalam ayat ini Allah swt menjelaskan bahawa manusia yang beruntung ialah mereka yang beriman dan beramal salih. Beriman kepada Allah adalah proses peralihan jiwa manuisa daripada menganggap dirinya bebas daripada sebarang kuasa dan ikatan serta tanggung jawab kepada ketundukan mengaku tanpa syarat bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu Rasulullah. Iman merangkumi tiga unsur utama, pengetahuan yang mendalam, kepercayaan yang jitu dan keyakinan yang teguh. Ketiga-tiga unsur ini akan membentuk iman yang kukuh yang menjadi tonggak kekuatan ruhaniyah yang cukup kental untuk membina jiwa dan jasmani manusia. Keteguhan iman juga merupakan penghalang daripada melakukan kejahatan dan maksiat.

2. Pelaksanaan Amal Ibadat
Keimanan tanpa ketaatan melalui amal ibadat adalah sia-sia. Seseorang yang berperibadi unggul akan tergambar jelas keimanannya melalui amal perbuatan dalam kehidupan sehariannya. Bahkan jika dikaji tujuan Allah menjadikan manusia itu sendiri ialah supaya beribadat kepada-Nya. Firman Allah swt : ” Tidak Aku ciptakan jin dan manusia itu melainkan untuk beribadat”. ( Surah az-Zariat : 56 )

Ibadat adalah bukti ketundukan seseorang hamba setelah mengaku beriman kepada Tuhannya. Ibadat yang dimaksudkan di sini termasuklah ibadat khususiah yang menyentuh fardhu ain dan juga fardhu kifayah yang merangkumi hubungan manusia sesama manusia. Justeru itu, bagi individu yang berperibadi unggul, seluruh hidupnya baik hubungannya dengan Pencipta ataupun masyarakat adalah dianggap ibadat. Allah swt berfirman: ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman iaitu orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, orang yang menjauhkan dirinya (dari perbuatan) yang tidak berguna, orang yang menunaikan zakat dan orang yang menjaga kehormatannya kecuali terhadap isteri-isterinya atau hamba yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”. ( Surah al-Mukminun : 1-6 )

3. Akhlak Mulia
Akhlak mulia bagi peribadi unggul adalah hasil keimanan yang kental. Ini disebabkan tali ikatan yang menjalinkan hubungan antara individu dengan masyarakat terbentuk melalui nilai-nilai dan disiplin yang diamalkan oleh anggota masyarakat tersebut. Sekiranya nilai yang diamalkan itu positif maka akan lahirlah sebuah masyarakat yang aman, damai, harmoni dan diselubungi roh Islam. Rasulullah saw adalah contoh utama pembentukan akhlak. Dalam sebuah hadith, baginda saw bersabda, 'Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia'. ( Riwayat Ahmad )

Beberapa nilai yang baik dalam akhlak Islam yang menjadi tonggak amalan bagi melahirkan individu unggul ialah:

a) Amanah
Amanah adalah sifat mulia yang mesti diamalkan oleh setiap orang. Ia adalah asas ketahanan umat, kestabilan negara, kekuasaan, kehormatan dan roh kepada keadilan. Firman Allah swt: ”Maka tunaikanlah oleh orang yang diamanahkan itu akan amanahnya dan bertaqwalah kepada Allah, Tuhannya”. ( Surah al-Baqarah : 283 )

b) Ikhlas
Ikhlas adalah inti setiap ibadah dan perbuatan. Firman Allah swt: ”Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepada-Nya ”( Surah al-Bayyinah : 5 )

Ikhlas akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas akan mencapai kebaikan dunia dan akhirat, bersih daripada sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian dan kesejahteraan. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud, ”Bahagialah dengan limpahan kebaikan bagi orang-orang yang bila dihadiri (berada dalam kumpulan) tidak dikenali, tetapi apabila tidak hadir tidak pula kehilangan. Mereka itulah pelita hidayat. Tersisih daripada mereka segala fitnah dan angkara orang yang zalim” Riwayat Imam al-Baihaqi )

c) Tekun
Islam menggalakkkan umatnya supaya tekun apabila melakukan sesuatu pekerjaan sehingga selesai dan berjaya. Sabda Rasulullah saw, ”Sesungguhnya Allah swt menyukai apabila seseorang kamu bekerja dia melakukan dengan tekun” (Riwayat Abu daud )

Sifat tekun akan meningkatkan produktiviti ummah, melahirkan suasana kerja yang aman dan memberi kesan yang baik kepada masyarakat.

d) Berdisiplin
Berdisiplin dalam menjalankan sesuatu kerja akan dapat menghasilkan mutu kerja yang cemerlang. Hasrat negara untuk maju dan cemerlang akan dapat dicapai denga lebih cepat lagi Dengan berdisiplin seseorang itu akan dapat menguatkan pegangannya terhadap ajaran agama dan menghasilkan mutu kerja yang cemerlang.

e) Bersyukur
Bersyukur dalam konteks peribadi unggul berlaku dalam dua keadaan: pertama; sebagai tanda kerendahan hati terhadap segala nikmat yang diberikan oleh Pencipta sama ada sedikit atau banyak, kedua; bersyukur sesama makhluk sebagai ketetapan daripada Allah swt supaya kebajikan sentiasa dibalas dengan kebajikan. Allah swt berfirman: ”Demi sesungguhnya jika kamu bersyukur maka Aku akan tambahkan nikmat-Ku kepada kamu dan sekiranya kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amatlah keras” ( Surah Ibrahim : 7 )

f) sabar
Di dalam menghadapi cabaran hidup, kesabaran amat penting untuk membentuk peribadi unggul seperti yang dikehendaki Allah swt. Firman Allah swt : ”Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara kebajikan) dan kuatkanlah kesabaran kamu (lebih daripada kesabaran musuh di medan perjuangan) dan bersedialah (dengan kekiuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu berjaya” (Surah Ali Imran : 200)

g) Adil
Adil bermaksud meletakkan sesuatu pada tempatnya. Para ulama membahagikan adil kepada beberapa peringkat iaitu adil terhadap diri sendiri, orang bawahan, pemimpin atasan dan juga sesama saudara. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud,

'Tiga perkara yang menyelamatkan iaitu takut kepada Allah ketika bersendirian dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan iaitu mengikut hawa nafsu, terlampau bakhil dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri'. (Riwayat Abu Syeikh)

Kesan Manusia Beruntung Dalam Kehidupan
Seorang manusia yang memiliki sifat-sifat unggul adalah sangat beruntung kerana ia mampu mengemudi hidupnya dengan sempurna. Kondisi ini membuatkan ia dapat berperanan dengan baik kepada dirinya dan alam sekeliling.

Kesan Kepada Diri Sendiri
Manusia unggul akan berjaya melaksanakan amanah dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya dan sentiasa dapat memenuhi tuntutan-tuntutan rohani dan jasmaninya dengan terkawal. Aspek-aspek rohani dan jasmani manuisa yang terdiri daripada empat perkara asas iaitu akal fikiran, roh, jasad dan syahwat akan dapat dididik dan dipandu berdasarkan fitrah sebenar berdasarkan fungsi kejadian manusia itu sendiri sebagai makhluk istimewa dan khalifah Allah yang diamanahkan untuk memakmurkan bumi ini.

Akal fikiran yang diciptakan Allah swt merupakan mahkota berharga yang menampilkan imej manusia. Ia berkeupayaan menerima ilmu, berfikir, membezakan yang baik dan buruk, boleh diajar dan dididik serta boleh menyampaikannya kepada orang lain. Melalui akal, seseorang itu mendapat hidayah dan petunjuk Allah swt menerusi pemerhatian dan penghayatan terhadap kejadian-kejadian alam dan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh orang lain.

Al-Quran menggesa manusia supaya menggunakan akal fikiran, memerhati dan mengkaji kejadian-kejadian alam ini. Pemerhatian dan pengkajian ini mempunyai faedah yang sangat besar iaitu memenuhi dan mempertingkatkan kemajuan hidup yang kemudiannnya akan menemui hakikat kebesaran Allah swt sebagai Pencipta yang Maha Agung. Dengan itu ia selaku makhluk yang mempunyai daya akal dan keupayaan akan tunduk patuh kepada kekuasaan Allah swt dengan penuh kesedaran dan akan melaksanakan kehidupan ini dalam situasi yang betul dan menuju keredhaan Allah swt.

Roh dan nyawa adalah komponen utama manusia. Adalah terlalu sulit untuk diperkatakan kerana ia sebenarnya urusan Allah swt. Walaupun demikian ia amat mustahak kerana dengannya mausia boleh hidup, bernafas, mendenyutkan nadi, memberikan dorongan dan kekuatan perasaan.

Satu lagi komponen manusia ialah jasad yang merangkumi kulit, daging, otot, urat, darah, tulang, anggota pancaindera dan lain-lain. Masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dan meyempurnakan antara satu sama lain iaitu sesuai dengan kejadian manusia yang dijadikan Allah swt sebagai sebaik-baik kejadian. Seseorang yang terdidik dengan nilai-nilai unggul, jasadnya akan bergerak di atas panduan yang betul. Dia akan menggunakan kudratnya melakukan kerja-kerja yang baik, rehat dan tidur dengan seimbangnya, memakan makanan yang bersih dan halal, menjaga kesihatan diri, mengguna dan memelihara pancaindera dari sebarang kemudharatan, dosa dan sebagainya. Ini sesuai dengan firman Allah swt: ”… Dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri ke dalam bahaya kebinasaan” ( Surah al-Baqarah : 195 )

Jelasnya jasad perlu dijaga supaya tidak terdedah kepada kebinasaan, penyakit dan sebarang kecacatan kerana kesempurnaan jasad turut membantu keunggulan hidup seseorang.

Unsur seterusnya yang dikurniakan kepada manusia ialah nafsu syahwat. Imam al-Ghazali pernah mengumpamakan nafsu sebagai binatang liar, bermakna ia sesuatu yang sukar dikawal. Sekiranya nafsu dapat dididk dan dikawal, ia akan menjadi jinak dan tunduk menurut segala kemahuan diri manusia. Tetapi sekiranya ia tidak dididik dan dikawal, dengan mudah ia menjadi raja kepada diri seseorang untuk melakukan apa sahaja kemahuan yang lebih cenderung kepada keburukan. Firman Allah swt ; ”Sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku (maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu)”. ( Surah Yusuf : 53 )

Bagi menenuhi keinginan syahwat ini, Islam membenarkan perkahwinan. Dengan demikian umat manuisa akan membiak dan berkembang dengan cara yang betul di samping sebagai salah satu pengecapan kurniaan nikmat Allah swt dalam hidup berkeluarga.

Jelasnya, kejayaan atau kegagalan seseorang itu melaksanakan tanggungjawab, khususnya kepada diri sendiri adalah bergantung kepada berjaya atau gagalnya ia memenuhi tuntutan keempat-empat perkara tersebut. Aspek-aspek ini adalah asas pembangunan keluarga, masyarakat dan negara.

Kesan Kepada Keluarga
Seseorang insan yang unggul akan mudah mengatur urusan hidup keluarganya. Ia dapat merencanakan soal-soal penddikan, saraan, pergaulan dan pembangunan keluarganya dengan tarbiah Islamiah. Ia dapat menjalankan tugasnya sebagai ra’i atau ketua keluarga dan dalam masa yang sama sebagai abid atau hamba Allah yang sentiasa menjaga hubungannnya dengan Allah swt.

Dalam sesebuah keluarga, aspek-aspek kesihatan fizikal adalah sangat perlu. Ini kerana kesejahteraan pemikiran dan kerohanian seseorang bergantung rapat kepada kesejahteraan fizikal. Seseorang mukmin yang kuat adalah lebih baik daripada yang lemah. Minda yang sihat akan lahir dari tubuh badan yang sihat. Oleh itu, tarbiah jasmaniah seperti yang dituntut oleh syarak perlulah dilaksanakan dalam keadaan yang teratur. Umpamanya dalam pemilihan makanan mestilah yang bersih, baik dan dari sumber yang halal. Amalan buruk yang boleh memudaratkan badan seperti merokok, meminum minuman keras, menyalahgunakan dadah dan sebagainya, hendaklah dijauhi. Sekiranya ketentuan ini tidak dipatuhi, kesihatan jasmani akan terjejas dan boleh memberi kesan buruk kepada mental, fizikal dan spiritual.

Pendidikan rohani pula adalah aspek yang penting. Ia merangkumi keimanan, pengamalan syariat, pelaksanaan tanggungjawab sebagai seorang muslim serta pembangunan mental dan spiritual. Seorang ketua keluarga bertanggungjawab membentuk dan mendidik keluarganya mengamalkan tuntutan-tuntutan yang dikehendaki oleh Islam. Dalam masa yang sama menjauhi perkara-perkara yang haram dan makruh. Ia juga mestilah memastikan ketulenan akidah keluarganya dan membersihkannya dari sebarang bentuk kekufuran dan kesyirikan serta mengikis jiwa dari kekotoran dan penyakit melalui amalan dan latihan yang mantap serta berterusan. Firman Allah swt: ”Sesungguhnya berjayalah orang yang ( setelah menerima peringatan itu) berusaha membersihkan dirinya (dengan taat dan amal soleh) dan menyebut-nyebut dengan lidah dan hatinya akan nama Tuhannya serta mengerjakan sembahyang ( dengan khusyuk)” ( Surah al-A’la : 14-15 )

Seperti yang telah dinyatakan akal fikiran sangat berharga bagi manuisa. Islam juga menuntut umatnya supaya menggunakan akal fikiran dengan betul. Islam menyuruh manusia supaya menuntut ilmu yang bermanfaat dan ilmu itu pula hendaklah disebarkan melalui proses pengajaran dan pengembangan.

Seiring dengan kekuatan pemikiran, pendidikan akhlak adalah amat mustahak. Seseorang ketua yang unggul adalah model yang berkesan dalam pendidikan akhlak keluarganya. Ia perlu membimbing ahli keluarganya dengan akhlak Islamiah berdasarkan ilmu dan pengalaman yang ada padanya. Kegagalan sesetengah keluarga untuk mengamalkan akhlak Islamiah kebanyakannya berpunca daripada kegagalan ketua keluarga atau ibu bapa masing-masing yang tidak mengamalkan nilai-nilai murni seperti yang ditetapkan oleh Islam. Sebab itulah ibu bapa perlu membentuk keunggulan diri mereka terlebih dahulu sebelum amalan itu dapat diperturunkan kepada anak-anak mereka.

Seorang ketua keluarga juga dapat mengatur soal kehidupan ekonomi dan sosial keluarganya berpandukan nilai-nilai yang baik. Ia akan mempunyai rasa tanggungjawab untuk mempertingkatkan taraf hidup keluarganya dengan mengamalkan sikap bersungguh-sungguh dalam kerjaya. Ia berkeyakinan bahawa kesungguhan bekerja adalah suruhan agama yang perlu ditunaikan. Dengan demikian ia akan membawa keluarganya keluar dari ruang lingkup kemiskinan yang menjadi salah satu musuh Islam yang boleh membawa kepada kekufuran seperti sabda Rasulullah saw : ”Hampir-hampr kefakiran itu membawa kepada kekufuran” (Riwayat Abu Naim )

Kesan Kepada Masyarakat, Negara Dan Ummah
Seseorang insan yang unggul akan memastikan hubungan kemasyarakatan dan keluarganya berada dalam satu ikatan yang jitu. Prinsip-prinsip hubungan kejiranan dan masyarakat di sekitarnya akan diasaskan kepada panduan-panduan yang digariskan oleh Islam. Firman Allah swt: ”Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai berai...” (Surah Ali Imran : 103 )

”Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua-dua ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, jiran tetangga yang dekat, jiran tetangga yang jauh, rakan sejawat, orang musafir yang terlantar dan juga hamba sahaya yang kamu miliki” ( Surah an-Nisa’ : 36 )

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: ”Hubungan orang mukmin dengan orang mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang menguatkan antara satu sama lain” ( Riwayat at-Tabarani )

Setiap kelompok masyarakat perlu memberi perhatian berat kepada bidang penddikan. Insan yang beruntung dalam sesebuah masyarakat akan memudahkan usaha dan perancangan untuk meningkatkan kualiti masyarakat melalui aktiviti pendididkan, pengajian dan muamalat.

Penghayatan agama juga sangat mustahak. Merekalah yang akan mengembangkan penghayatan ajaran Islam melalui aktiviti-aktiviti yang berfaedah melalui cara-cara yang formal atau tidak formal. Susasana ini bukan sahaja dapat melahirkan masyarakat yang harmoni dan berdisiplin, tetapi juga akan menampakkan masyarakat yang mempunyai imej yang tinggi serta mendapat keberkatan daripada Allah swt.

Seperti yang diketahui, ketrampilan seseorang individu atau masyarakat dengan ilmu agama semata-mata tanpa ilmu duniawi adalah sesuatu yang tidak sempurna. Dalam ertikata lain, seseorang muslim perlu mendapatkan pengetahuan yang luas dan kemahiran yang tinggi dalam ilmu selain ilmu agama yang menjadi keperluan asasi. Ia meliputi ilmu ekonomi, politik dan sosial yang perlu diketahui sebagai alat untuk meletakkan diri masing-masing dalam arus perdana kehidupan bermasyarakat dan beragama.

Dengan sebab itu bidang ekonomi, politik dan sosial mesti diketahui dan dicenburi secara bersungguh-sungguh sekurang-kurangnya pada tahap yang paling asas. Bidang-bidang ini merupakan urusan hidup yang menjadi sebahagian penting yang dikehendaki oleh ajaran Islam seperti yang dijelaskan dalam firman Allah swt: ”Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan oleh Allah kepadamu (pahala dan kebahagiaan) hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu ( keperluan dan bekalanmu ) dari dunia'. (Surah al-Qasas : 77)

Selain bidang sosial dan ekonomi, bidang poltik juga menjadi perkara yang penting dalam sesebuah masyarakat. Kestabilan politik sesebuah negara adalah berpunca daripada keunggulan dan kekuatan yang ada pada diri setiap individu, yang kemudiannya membentuk satu ikatan warganegara yang kukuh.

Apabila sesebuah masyarakat itu kukuh, akan lahir pula tokoh-tokoh berwibawa yang boleh diharap menjadi pemimpin bagi setiap kelompok masyarakat. Pemimpin ini pula perlu mempunyai ilmu, kemahiran dan sifat-sifat unggul sebagai pemimpin. Dia perlu diberi kepercayaan dan sokongan supaya masyarakat dan negara dapat dibawa kepada pencapaian matlamat kemakmuran hidup dan keredhaan Allah swt seperti yang dapat difahami daripada kisah negeri Saba’ ( Yaman Tua ) yang diceritakan di dalam al-Quran : ”Demi sesungguhnya, adalah bagi penduduk negeri Saba’ satu tanda (yang membuktikan kemurahan Allah) yang terdapat di tempat tinggal mereka, iaitu dua kumpulan kebun ( yang luas lagi subur) yang terletak di sebelah kanan dan di sebelah kiri (kampung mereka). (Lalu dikatakan kepada mereka) : 'Makanlah dari rezeki pemberian Tuhan kamu dan bersyukurlah kepada-Nya , (negeri kamu ini adalah) negeri yang baik (aman dan makmur) dan (Tuhan kamu adalah) Tuhan yang Amat Pengampun” ( Surah saba’ : 15 ).

Dalam konteks kepentingan sejagat pula seseorang insan yang unggul akan mampu memimpin ummah di peringkat yang lebih luas. Kejayaan memimpin negara akan diikuti oleh negara lain sebagai model. Pemimpin yang berwibawa di arena antarabangsa ini diperintahkaan oleh Islam supaya memberikan sumbangan untuk kesejahteraan ummah. Dengan itu tercapailah fungsi manusia sebagai khalifah Allah swt di atas muka bumi ini.

Demikianlah antara kesan-kesan yang dapat dilahirkan oleh insan yang umggul dalam kehidupannya sama ada kepada diri, keluarga, masyarakat, negara dan ummah hasil daripada pegangan dan amalan terhadap nilai-nilai unggul seperti yang telah dinyatakan.***

Zaldy Munir – Dari Berbagai Sumber

BERPIKIR POSITIF

Oleh: Zaldy Munir


SEMUA orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.

1. Melihat masalah sebagai tantangan. Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.

2. Menikmati hidupnya. Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.

3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide. Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.

4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak. 'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.

5. Mensyukuri apa yang dimilikinya. Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya

6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu. Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.

7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan. Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.

8. Menggunakan bahasa positif. Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan, " dan "Dia memang berbakat."

9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif. Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.

10. Peduli pada citra diri. Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.

Zaldy Munir – Dari Berbagai Sumber